bini-tetangga-dieksekusi
Lelaki memang makhluk yang tak ada puasnya. Macam
Pardi, 31, (bukan nama sebenarnya) ini contohnya. Sudah punya bini, begitu
lihat istri tetangga jauh lebih seksi, kebelet pengin meng-“eksekusi”. Untung korban
berteriak, sehingga lelaki bajul buntung ini malah kena bogem warga tetangga
desa.
Bini itu konon kepanjangan kata: bisa dikeloni. Bukan sekedar bisa, malah harus! Cuma masalahnya, lelaki itu pembosan. Berkutat dan bergulat dengan obyek yang itu-itu juga alias monoton, bisa terjebak kejenuhan. Nah, bagi lelaki yang kurang iman tapi duitnya lumayan, mulailah mencoba diversifikasi “menu”. Untuk selingan menu rutin di rumah, mencoba kemasan lain yang lebih maknyusss dan lebih nendang seperti kata Bondan Winarno.
Sebagai nelayan di Teluk Pacitan (Jatim), jelas penghasilan Pardi tidak memadai. Namun sebagai lelaki tak beriman tapi duit pas-pasan, dia pengin juga melakukan diversifikasi menu tersebut. Lalu bagaimana solusinya, saat nafsu menggelegak sedangkan duitnya cekak? Ya usaha dong. Prinsip lelaki dari Desa Watukarung Kecamatan Pringkuku ini, kalau nggak berjuang mana bisa goyang?.
Belum koalisi kok mau eksekusi, mana bisa! (DS/Gunarso TS)
NO
|
Kalimat
|
Perbaikan
|
Alasan
|
1
|
Macam Pardi, 31
|
pardi, 31 tahun
|
Karna angka 31 umum dan
seharusnya di khususkan bila ingin menjadi kalimat umur seperti penambahan
kata Tahun atau Th
|
2
|
Sudah punya bini
|
Istri
|
kalimat ini juga tidak
menunjukkan kebanggaan kita memakai bahasa indonesia dengan baik dan benar,
mengapa ? karena kata “bini” adalah kata tidak baku
|
3
|
kebelet
pengin
|
sudah mempunyai istri
|
Karna menggunakan
kalimat yang tidak baku
|
4
|
nggak
|
Tidak
|
Karna menggunakan
kalimat yang tidak baku
|
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^